Review Kantara: Mahakarya Sarat Budaya dari India Selatan
by semestaupdate – Agustus 12, 2024 9:53 am
Isu lingkungan selalu jadi topik yang menarik untuk sebuah film. Salah satu film yang berhasil di Indonesia adalah film filosofi 3 dengan judul Ben & Jody. Film tersebut mengangkat konflik alih fungsi lahan serta hutan adat. Kali ini mari review film berjudul Kantara yang punya ide kurang lebih sama..
Asal kamu tahu, hutan adat adalah hutan yang berada dalam kawasan hutan adat. Sehingga memiliki hubungan yang erat bagi kehidupan adat tersebut. Oleh karena itu, alih fungsi hutan adat ini mendapatkan pertentangan yang luar biasa. Hal tersebut akan menjadi pembahasan menarik dalam review film berjudul Kantara kali ini.
Selain film Ben & Jody, film India dengan judul Kantara juga mengusung ide cerita yang serupa. Uniknya, film ini menggunakan bahasa Kanada sehingga membuatnya makin sarat akan budaya. Rinciannya akan lengkap dalam review Kantara
di bawah.Review film lainnya:
- Review Phir Aayi Hasseen Dillruba: Plot Twist Tidak Habis-habis
- Review Stree: Shraddha Kapoor Sukses Tampil Penuh Teka-Teki
- Review Auron Mein Kahan Dum Tha: Duet Ajay dan Tabu Gagal
Kantara merupakan film hasil produksi tahun September 2022 dan akan hadir sequelnya pada Desember 2024 nanti. Film ini disutradarai oleh Rishab Shetty dan diproduksi oleh Vijay Kiragandur di bawah Hombale Films.
Sang sutradara, Rishab Shetty harus menyertakan tiga latar waktu yang berbeda untuk mendukung cerita pada filmnya. Sebab, minimnya referensi yang tersedia, membuat Rishab harus meminta bantuan suku-suku yang tinggal di Keradi untuk menyempurnakan ide ceritanya.
Ketiga latar waktu tersebut antara lain tahun 1847, 1970-an, dan 1990-an. Salah seorang crew yang bertugas sebagai perancang kostum bernama Pragathi Shetty yang tak lain adalah istri Rishab membocorkan sebuah fakta menarik.
Kata Pragathi, seluruh stakeholder film Kantara harus berkeliling ke seluruh desa untuk bertemu dengan masyarakat suku guna mendapatkan gambaran tentang pakaian mereka. Dengan proses kreatif yang totalitas ini, tak heran jika film Kantara mendapatkan 8 penghargaan sekaligus.
Baca juga: Daftar Pemain Stree 2: Film Horor Terbaru Shraddha Kapoor
Cerita dari Latar 1847 – Review Kantara
Awal film akan menyajikan kehidupan kuno kerajaan. Pada film ini, hiduplah seorang raja yang memiliki kerajaan besar lengkap dengan istri dan anak-anak yang hidup bahagia. Namun nahasnya, sang raja tidak menemukan kedamaian dalam hidupnya.
Baca juga: Profil dan Biodata Lengkap Deepika Padukone
Sehingga Ia pun memulai perjalanannya guna menemukan kebahagiaan sejati serta menemukan batu suci di sebuah hutan. Namun untuk menemukan batu suci tersebut tidaklah mudah. Sebab, hutan tersebut terlindunga oleh Panjurli Daiva.
Asal kamu tahu, Panjurli memiliki arti penjaga babi hutan. Makhluk mistis ini merupakan roh yang mengambil bentuk babi jantan yang bertugas untuk melindungi orang-orang hutan beserta isinya.
Baca jug: Perjalanan Karier Film Hrithik Roshan, Si Dewa Yunani Bollywood
Legenda mengatakan bahwa Panjurli merupakan anak babi yang terpelihara oleh Dewi Parwati di kediaman dewa Siwa. Namun ketika kediaman tersebut kacau tanpa sengaja sang dewi membunuh anak babi tersebut.
Karena menyesal dengan perbuatannya, ia mengutus roh dari anak babi tersebut untuk melindungi orang-orang. Di hutan, ia berwujud babi jantan yang tegas. Sementara untuk berkomunikasi dengan manusia, Ia merubah wujudnya menjadi penari Kola.
Mengingat bahaya yang mengancam sang raja jika nekat mencari batu suci sendiri di tengah hutan. Maka ia memberikan pengumuman kepada penduduk desa, barang siapa biasa membawakan batu suci tersebut.
Maka sang raja akan memberikan sebagian besar tanahnya sebagai imbalan. Rakyat pun mengingatkan untuk menepati janjinya dan tidak merebut kembali tanah tersebut. Atau kelak, sang raja akan merasakan kemarahan dari rekan Panjurli Daiva yaitu Guliga Daiva.
Baca juga: Daftar Pemain Khel Khel Mein: Terbaru Dari Akshay Kumar
Cerita dari Latar 1970-an
Perjanjian tidak selalu bisa terjaga hingga ke generasi anak cucu bukan? Kondisi yang serupa juga terjadi pada keturunan raja pada cerita awal film ini. Pasalnya, pada latar waktu 1970-an, keturunan sang raja meminta tanah leluhurnya kembali.
Permintaan tersebut Ia sampaikan melalui seorang pemain Bhoota Kola yang sedang kerasukan oleh Panjurli Daiva. Permintaan tersebut tentu mendapatkan penolakan oleh pemain yang sedang kerasukan tersebut.
Karena melanggar perjanjian di masa lalu. Namun pemain tersebut menyatakan bahwa keputusan pastinya nanti akan tersampaikan saat berada di pengadilan. Keturunan raja yang tidak percaya cerita takhayul dewa-dewa meragukan pendapatnya.
Namun, keraguan tersebut langsung terjawab dengan pernyataan bahwa dia akan menghilang kedalam hutan, dan tak akan pernah kembali jika memang saat itu ia kerasukan roh penjaga hutan.
Benar saja. Pemain tersebut pun pergi berlari menuju hutan dan tak kunjung kembali. Mungkin kini kamu bertanya-tanya nasib keturunan raja yang tamak itu? Nasibnya cukup mengenaskan. Sebab Ia harus mati di pengadilan beberapa bulan kemudian dengan diagnosa terkena serangan jantung.
Baca juga: Aishwarya Rai Bachchan Tanggapi Adegan Mesranya di Film
Cerita dari Latar 1990-an
Babak akhir dan segala klimak dari film ini tercipta pada latar waktu yang terakhir, yaitu 1990an ini. Latar ini menampilkan konflik yang berbeda, daripada sebelumnya. Karena pada latar waktu sebelumnya perseteruan terjadi akibat keturunan raja dan masyarakat.
Pada latar waktu ini terlibat kelompok yang lebih luas, yaitu keturunan raja, masyarakat (keturunan pemain yang hilang dalam latar waktu 1970), pemerintah dan tuan tanah desa. Latar ini menampilkan karakter bernama Murali, Shiva, Devandra.
Tiga karakter tersebut yang akan membawa kita pada babak akhir film Kantara ini. Murali adalah seorang petugas kehutanan yang memiliki tugas untuk mengubah tanah penduduk hasil perjanjian dengan raja menjadi hutan lindung.
Baca juga: Inilah Daftar 4 Film Bollywood Terbaik Sepanjang Masa
Namun tugas Murali mendapatkan tantangan besar dari Shiva seorang atlet Kambala yang merupakan keturunan pemain Bhoota Kola yang hilang. Ambisi shiva untuk melindungi tanah penduduk mendapatkan respon positif dari keturunan raja, dan tuan tanah Devendra.
Jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melaksanakan ritual Bhoota Kola untuk memanggil roh Panjurli. Namun Shiva berulang kali menolak, karena ia masih trauma dengan tragedi hilangnya ayahnya.
Oleh karena itu, cerita berlanjut pada perlawanan yang cukup konservatif. Melakukan bloking jalan, menghancurkan fasilitas Murali, dan lainnya. Saat kondisi pertikaian ini sedang terjadi, pasti ada penunggang gelap yang memanfaatkan situasi untuk mengadu domba.
Baca juga: Rekomendasi 4 Film Bollywood Terbaik Tahun 2024
Peran Orang Ketiga dalam Pertengkaran Shiva dan Murali
Yap! Karakter yang bertugas memainkan peran tersebut adalah Devandra. Ia yang seolah mendukun Shiva ternyata memiliki niat terselubung demi keuntungan pribadi. Beberapa kali Devandra berusaha menyuap Guruva (teman Shiva) namun ternyata berujung pada penolakan.
Karena kesal, Devandra pun membunuhnya. Dan Devandra mengatakan pada Shiva bahwa pelaku pembunuh Guruva adalah Murali. Mendengar kabar itu, Shiva murka dan berniat membuat perhitungan.
Namun Shiva berhasil di hadang oleh Mahadeva yang juga temannya dengan profesi sebagai pandai besi. Kala itu, mahadeva mengatakan pada shiva apa yang terjadi sebenarnya. Bahwa Devendra yang membunuh Guruva, bukan Murali.
Baca juga: Aishwarya Rai Bachchan Ungkap Rahasia Sukses Ponniyin Selvan
Akhirnya, Shiva dan Murali bersatu untuk mengalahkan devandra. Perang besar pun tak terhindarkan. Hingga suatu ketika kepala Shiva terbentur ke batu Panjurli. Kondisi tersebut menjadikan Shiva kerasukan Guliga Daiva yang akhirnya membunuh Devandra dan anteknya dengan brutal.
Beberapa bulan setelah pertempuran itu, Shiva melaksanakan ritual Bhoota Kola dan ia kerasukan roh Panjurli. Kemudian, Shiva, Murali, dan penduduk desa bergandengan tangan untuk menciptakan gerakan simbolis. Tak lama kemudian, shiva menghilang ke hutan persis seperti ayahnya.
Baca juga: Sekuel Kalki 2898 AD Segera Rilis Tak Perlu Menunggu Lama
Nah, itulah review Kantara yang dapat kami berikan.
Pesan Moral dalam Film Kantara
Film ini mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai dan menjauhkan diri dari sifat tamak. Elemen budaya yang melekat pada film ini memberikan keunikan dalam penyelesaian masalah konflik lingkungan.
Perjalanan sang raja, berujung pada perebutan tanah yang menjadi perjanjian antara raja dan warga desa. Mungkin saja, jika sang raja diam manis di tahta megahnya, segala cerita yang indah ini tidak akan tercipta. Seru kan? Buruan deh tonton filmnya!
>> Topik selanjutnya: Perjalanan Singkat Karir Yash Gowda Pemeran Utama Film KGF
Artikel oleh Alif A. Zakaria